Cara Aku Mengenal dan Bertemu yang berKuasa

Hallo....

"Kamu tidak kenal saya?"
Lah.. memangnya kamu siapa?
"Tahukah kamu, aku itu Yang berKuasa di sini?"
oooh.. ya maaf, saya tidak tahu dan tidak kenal kamu.

"Kamu tahu tidak, bahwa tempat kamu terlahir di bumi ini ada yang Kuasa".
Saya baru, belum lama lahir, ya.. jadi tidak tahu..
"Bapak, ibumu mengajari apa ke kamu?"
saya hanya diberitahu, bahwa di bumi ini ada yang Kuasa,
dan saya harus menyembahnya..
"Sudah tahu caranya?"
Ya caranya itu-itu saja yang saya tahu.
Memang salah ya?

"itu urusan aku yang kuasa yang bilang salah atau benar"

Kok gitu...
"terserah saya, wong semua yang dibumi ini saya yang menciptakan.
Mau benar, mau salah, itu urusan saya.
Kalau aku tidak suka ya aku hancurkan.
Kalau aku suka ya aku rawat.
Kalau aku suka banget, aku beri hadiah.
kalau lagi iseng, kadang aku cobain,
suka-suka saya. wong saya yang Kuasa."
Maaf ya aku tidak kenal kamu..
tadi tidak menyapa atau menyembahmu. padahal kamu yang Kuasa.

"Kalau aku tidak mau memaafkan kamu terus kamu mau apa"

Ya.. jangan gitu dong.. aku kan sudah minta maaf...

"suka-suka saya... aku kan yang Kuasa.
Kamu yakin? apa yang diajarkan orang tuamu cara menyembahku sudah benar?"
ya harus yakin dong, kan dia orang tuaku..

"kalau salah bagaimana?"
memang salah ya?

"itu urusanku benar atau salah"
terus gimana dong?

"ya kamu harus belajar"
Belajar sama siapa?

"sama orang yang sudah tahu dan kenal aku"
siapa orangnya?

"kamu cari tahu saja sendiri, makin dewasa kamukan bisa mikir"
Kamu kok gitu sich?

" terserah aku kan aku yang Kuasa"
Jangan marah ya kalau aku salah?

" memangnya kenapa? kamu takut kalau aku marah?"
kata bapak-ibuku kalau kamu marah, hidupku akan sengsara..

"uh bapak ibumu dan teman-temannya sok tahu, padahal mereka belum pernah bertemu aku"
Terus.. aku harus bagaimana nich... kamu jangan marah ya.. aku takut.. nich...

"Makanya kamu harus mengenal aku"
Caranya?

"sering-sering ketemu dengan aku yang Kuasa"
lah.. gimana caranya ketemu dengan kamu, wong aku tahu caranya hanya yang bapak-ibuku ajarkan.
Dan tadi bilang bahwa itu sok tahu..
terus tadi lagi bengong.. tahu-tahu kamu datang.
padahal biasanya aku pakai cara bapak ibuku menyembahmu kamu tidak nonggol..
aku panggil-panggil, aku puji-puji... kamu tidak kelihatan.
katanya aku boleh minta... boro-boro dikabulkan. wong ketemu saja tidak pernah.
kadang aku berpikir, apa caranya salah, apa benar yang diajarkan bapak-ibuku.
terus kenapa caranya beda dengan teman-temanku.
aku sendiri tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Nah, sekarang kamu datang tiba-tiba.
Padahal aku sedang tidak mikir apa-apa dan sedang tidak menyembahmu.
Aku jadi bertanya-tanya?
Apa benar kamu yang Kuasa?

"tahu kah kamu kenapa aku datang?"
tidak

"karena aku suka dengan kelakuanmu"
kelakuan yang mana?

"Kelakuanmu yang berbuat baik untuk sesamamu, kamu senang bila melihat orang senangkan?"
Ya jelas,

"bagus, logika saja sederhana. Bila kamu senang melihat orang lain senang begitu juga dengan aku yang Kuasa.
Aku kan membuat Bumi dan isinya ini agar aku senang, sama seperti kamu.
Cuman aneh saja menurut aku. di satu sisi membuat orang yang satu senang.. tapi disaat yang bersamaan ada yang sedih. Aku tidak suka itu. Aku suka bila semua senang, rukun,bahagia.
Mengerti?"

Yam yang kuasa mengerti.

"Sederhana... kan
Berbuatlah baik, sayangi sesamamu, seperti dirimu sendiri.
berbuatlah agar orang lain senang dan bahagia.
Jangan sampai kesenanganmu membuat orang lain sedih.
Semua harus senang dan bahagia"

Susah juga ya?
"memang susah.. tapi ingat aku yang Kuasa, dapat berbuat apa saja.
Aku akan sangat senang bila semua mahkluk di muka bumi ini bahagia dan gembira.
Jangan ada yang disakiti, jangan ada yang ditindas, jangan dan jangan... yang negatif pokoknya"

caranya?
"Gampang... belajarlah dari orang yang sudah mengenal aku"
mencarinya?
"mudah... bila orang itu senang berbuat baik, dan mengasihi sesamanya.. ada kemungkinan dia telah mengenal aku"

kok itu patokannya?
"kan sudah jelas.. kamu tidak senang bila ada orang yang disakiti dan sedih.
Demikian juga dengan aku yang Kuasa."

Terus caraku menyembahmu sudah benar belom?
"itu urusanku... yang penting berbuatlah baik.. OK"

Selamat malam... selamat tidur..

salam. PakBoni.Com

Related Posts:

Pemilihan bibit adalah sebuah cikal bakal ide awal yang sangat penting

Ada saatnya kita harus memilih sebuah dari berbagai pilihan yang ada. Sebagai contoh disaat kita harus memilih bibit-bibit unggul. Semua mirip dan hampir sama. Secara kualitas dan penampakannya. Namun kita tidak akan pernah tahu mana yang terbaik dan akan tumbuh dengan baik pula.
Sebagai contoh sewaktu memilih bibit buah alpukat untuk dijadikan pohon dihalaman rumah saya. dari beberapa alpukat yang sudah saya sortir berdasarkan kualitas buah yang telah dimakan, serta penampakan biji buahnya saya pilih tiga yang terbaik.
Namun ternyata dari ketiga biji bibit tersebut hanya satu yang berhasil tumbuh. Yang dua lainnya belum menampakkan pertumbuhan sama sekali.
Apa yang salah... nah disinilah... Kita tidak akan tahu sebelum melihat hasilnya minimal selama sebulan.

Analogi ini saya gunakan untuk berpikir tentang bisnis. Bisnis yang saat ini mulai saya tumbuh kembangkan lagi yaitu bisnis online. Ada beberapa pilihan telah terlintas dan tercatat di buku harian saya.
Namun semua memang harus di coba. Maka saya memulai dengan tiga buah model bisnis yang mirip. Semoga minimal satu yang berhasil.

Kembali ke ide bibit. Dalam falsafah jawa ada istilah BIBIT, BOBOT, BEBET.
Ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa pemilihan awal bibit sangat berpengaruh di kemudian hari.
Apasih maksud dari bibit, bobot, bebet itu?
Beberapa orang terutama suku jawa pasti pernah bahkan sering mengenal ketiga istilah ini. Di sini saya tidak akan menjelaskan berdasarkan pemahaman yang sering dihubungkan dengan perjodohan atupun perkawinan.
Sebab bibit, bobot, bebet ini akan sangat berarti luas dalam kehidupan kita sehari-hari. Berdasarkan diskusi dengan guru saya di masa kuliah di Yogyakarta dulu. Ketiga hal ini bisa dijadikan arti yang meliputi berbagai hal kehidupan kita.
Pada pemilihan bibit alpukat #avocado ini, saya jadi teringat bahwa :
BIBIT adalah pemilihan kita pada pilihan yang sulit dan kita tidak pernah tahu apakah bibit itu bagus atau tidak. Karena semua terlihat dari turunan ide dan turunan sesuatu hal yang bagus. Asumsinya bahwa semua pasti nanti akan bagus. Walaupun belum tentu bibit bagus tersebut akan tumbuh dengan baik.
BOBOT adalah berat. Ya berat sebuah biji alpukat yang bagus bisa menjadi pertimbangan. Bila dibandingkan dengan manusia. Bobot dapat diartikan sebagai kualitas manusia itu sendiri. Yaitu tingkat pendidikannya, sifat-sifat kebaikannya dan prilakunya sehari-hari. Bila secara general orang itu mempunyai pendidikan tinggi, sifatnya baik, taat beragama dan prilaku sehari-harinya juga baik. Dikatakan bahwa orang tersebut mempunyai bobot yang tinggi.
BEBET adalah sebuah kesimpulan dari kesiapan segala sesuatu. Dalam perjodohan biasanya orang mengatakan tentang kesiapan secara finansial, namun menurut guru saya bukan sesederhana itu. Karena bebet lebih pada faktor lingkungan di sekitar. Bila lingkungan tempat bibit tadi hidup baik. Kemungkinan segala sesuatunya di masa depan akan menjadi baik pula. Kembali kepada bibit alpukat tadi. Bila lingkungan dan tanah tempat ia tumbuh sangat subur, baik, terawat, serta mendapatkan gizi yang cukup. Dapat dikatakan bahwa bebetnya baik.

Maka menurut saya.. ingatlah bahwa bibit, bobot dan bebet cukup penting. minimal satu hal harus terpenuhi. sebab walaupun bibitnya kurang baik namun seseorang mau belajar dan meningkatkan bobotnya maka akan menjadi bagus. Dan bila bibit nya kurang baik, bobotnya rendah, namun bebetnya bagus, artinya hidup dilingkungan yang baik maka suatu saat nanti secara general bibit tersebut akan menjadi berubah perlahan menjadi baik pula.





Related Posts: